“One Heart, One Faith for God” Rekoleksi Remaja Paroki St. Theresia Sedayu

Remaja Katolik Paroki St Theresia Sedayu bersama KKM DIY. (Foto: istw) 

Remaja menjadi perhatian bagi paroki untuk mempersiapkan kader-kader penggerak di gereja. Tidak dalam jangka waktu lama, merekalah yang akan menggantikan aktivis-aktivis gereja saat ini. Remaja menjadi berkah bagi paroki tentunya bila disertai upaya pendampingan yang memadai. Keuskupan Agung Semarang (KAS) tak luput untuk memperhatian Pendampingan Iman berjenjang utamanya pada jenjang remaja. Secara khusus Komisi Karya Misioner (KKM) KAS memberi perhatian pada pendampingan iman remaja. SOMA menjadi sarana menggembleng para remaja serta pendampingnya untuk menjadi remaja bintang peradaban kasih.

Nafas dan gerakan yang sama ini rupa-rupanya juga mendorong Paroki St. Theresia Sedayu untuk memperhatikan pendampingan remaja di parokinya.  Paroki Sedayu mengupulkan 30 remaja dan 15 pendamping untuk mengikuti rekoleksi. Selama dua hari dari hari, mulai sabtu 1 Juni sampai dengan minggu 2 Juni belajar dan berdinamika bersama. Hari pertama dilakukan di Aula paroki mengundang teman-teman pengurus KKM kevikepan DIY untuk memfasilitasi. Hari ke 2 kunjungan ke Museum Misi Muntilan.

“One Heart, One Faith for God” menjadi tema yang diangkat untuk belajar bersama. Bak gayung bersambut, para pengurus KKM DIY menerima tawaran Mas Gun, salah satu pendamping remaja untuk memfasilitasi dinamika belajar di hari pertama. Bagi Timja PIR (Pendampingan Iman Remaja) proses rekoleksi ini menjadi sarana pendampingan untuk remaja dan pendamping Sedayu. Sedangkan, bagi Pengurus KKM Kevikepan DIY kesempatan ini menjadi sarana untuk berbagi pengalaman dan belajar memfasilitasi untuk aktivis muda di KKM kevikepan. Pendamping yang usia belasan diajak untuk belajar memandu teman-teman seusianya. Tentunya didampingi oleh pendamping yang lebih senior. Ada sekitar 10 orang pengurus KKM Kevikepan yang turut berproses dalam rekoleksi ini.

Kesempatan 2 sesi coba dimanfaatkan bersama untuk mencapai tujuan dari panitia. Di awal seluruh peserta diajak berdinamika untuk mencairkan suasana dan membangun keakraban. Beberapa lagu dan permainan yang seru menjadi media untuk mencairkan suasana. Simbok, pendamping yang cukup senior dengan penuh semangat memandu game dan lagu-lagu bersama. Tampak juga Veve, pemandu termuda bersama Lindung turut meramaikan dinamika permainan.

Setelah dirasa cukup, peserta diajak untuk berkumpul dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari pendamping dan remaja. Sebuah cerita “alkisah dua bibit yang terhampar disebuah ladang yang subur” menjadi media bagi mereka untuk mengenali diri. Para peserta membaca kisah tersebut. Setelah selesai, mereka mencoba mengidentifikasikan dirinya sebagai biji yang mana. Setiap orang mendapat kesempatan untuk bercerita dalam kelompoknya.

Setelah semua anggota kelompok mendapat giliran untuk bercerita, kelompok kemudian membuat kesimpulan bersama. Kecenderungan kelompok memilih bibit yang mana menjadi kesimpulannya. Apa yang menjadi kesimpulan kelompok diolah menjadi sebuah pertunjukan. Drama, lagu, puisi, pantomime atau yang lain bisa menjadi pilihan media utuk menyampaikan pesan mereka. Selain menyiapkan pesan dalam bentuk pertunjukan, mereka juga mengolahnya menjadi doa permohonan.
Temuan kelompok tentang gambaran diri dan kelompok sebagai remaja macam apa kemudian di presentasikan. Sebuah acara panggung pertunjukan merangkai seluruh presentasi peserta dalam kemasan yang menyenangkan. Apa yang menjadi harapan kedepan dikemas melalui doa permohonan. Setelah semua mempresentasikan kesimpulan-kesimpulan kelompok, rangkaian kegiatan ditutup dengan doa malam.

Doa malam menjadi sarana untuk memberikan peneguhan apa yang menjadi hasil belajar peserta. Juga, menjadi sarana rekonsiliasa antar peserta dengan pemandu. Yang paling penting bahwa segala proses yang sudah dilakukan dan akan dilaksanakan dipersembahkan pada Tuhan. Romo Henry, Pr. berkesempatan untuk memberi peneguhan pada seluruh peserta dan pemandu. Proses ini diterangi dengan bacaan Mrk 4:26-34.

Yudhistira Aridayan

Galeri foto klik disini

Posting Komentar

0 Komentar