MELAYANI DALAM KASIH DAN PERSAUDARAAN
Oleh : Evhy Mare (Tim KKI KAME)
Pertemuan dan pengalaman yang paling unik disini saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya selama berada di tempat pelayanan. Saya mendapat tugas melayani di sebuah stasi yang cukup jauh dari pusat paroki yaitu di stasi St. Fransiskus, kampung Waghai. Untuk kesana pun transportasi yang digunakan hanyalah longboat karena harus melewati kali (sungai) Digoel. Bukan hanya saya yang di utus ke stasi-stasi tetapi ada teman-teman yang lainnya juga yang di pilih unyuk melayani umat di stasi-stasi yang telah di tentukan oleh paroki. Dua jam perjalanan untuk sampai ke tempat pelayanan saya, memang sangat melelahkan namun sama sekali tidak mengurangi rasa semangat saya untuk cepat tiba di tempat tujuan.
Situasi dan perasaan yang di alami saat itu pertama kali tiba di tempat pelayanan saya merasa sangat senang dan bersyukur karena telah tiba dengan selamat. Selama beberapa hari saya tinggal di tempat yang telah di siapkan oleh dewan untuk saya.
Keterlibatan yang saya sudah lakukan selama berada di tempat pelayanan saya mengambil bagian dalam koor bersama dengan umat yang bertugas, memimpin ibadat jalan salib, memimpin ibadat jumat agung, mengadakan minggu gembira bagi anak-anak sekami.
Nilai-nilai yang saya dapatkan selama berada di sana adalah sebuah kasih dan juga rasa persaudaraan yang tumbuh di dalam kehidupan umat setempat.
Makna rohani yang di dapatkan melayani tanpa memandang status karena dengan melayani bukanlah suatu beban tetapi suatu panggilan yang telah di berikan oleh-Nya untuk bekerja di ladang-Nya. Menjadi seorang pelayan Tuhan menghubungkan kita dengan mereka yang kita layani dan memberikan kita kepuasan tertentu yang tidak pernah dapat di berikan oleh kepentingan pribadi.
0 Komentar