JLM#3 - DALAM KEBERSAMAAN BANYAK PENGALAMAN YANG DIDAPAT Oleh : Yohanis Rumlus (Tim KKI KAME)

DALAM KEBERSAMAAN BANYAK PENGALAMAN YANG DIDAPAT
Oleh : Yohanis Rumlus

Pada hari rabu tanggal 12 April jam 09.00 WIT kami tim ke dua berangkat dari merauke menuju ke Getentiri Boven Diguel Tanah Merah . Kami enam orang menggunakan dua mobil hailux, kami tiba di asiki jam 19.30 wit. Kami langsung ke pelabuhan polres Asiki, sambil tunggu jemputan ke getentiri. Pada saat kami masih menunggu info selanjutnya tiba-tiba ada telfon bahwa kami harus masuk kedalam pelabuhan perusahan Korindo, di situ sudah ada spiet bout yang sudah sten bay untuk mengantar kami ke Getentiri, kami langsung naik dan menuju ke Getentiri, kami tiba di Getentiri jam 20.30 wit, kami di jemput oleh anak-anak OMK serta umat setempat, kami langsung di antar ke pastoran Getentiri, di situ sudah ada Bapa Uskup, Frater, serta tamu Bapa Uskup, kami langsung berjabatan tangan selanjutnya kami istrahat sejenak terus di persilakan makan, pada saat makan kaka Kristin membaca nama-nama yang akan melayani pada saat Paskah nanti. kami semua terpisah satu sama lain, dan saya dapat pembagian di stasi YANG, bersama dengan tiem JLM dari Semarang yaitu kaka Egi, yang sudah duluan datang ke Getentiri dari hari jumat tanggal 07 April. Setelah makan kami langsung pergi ke tempat istirahat yang sudah di persiapkan untuk kami, setelah melewati malam yang begitu panjang tibahlah hari esok yakni hari kamis 13 april kami sudah siap-siap dan sarapan karena di beritahukan untuk mengantar kami ke tempat pelayanan kami masing-masing jam 09.00 pagi tetapi molor sampe jam 11.00 disitu kami sudah rasa bosan karena tunggu terlalu lama, tapi akhirnya kami di antar juga menggunakan loumbot menelusuri kali Digoel, perjalanan yang saya tempu menuju kampung YANG enam jam lamanya saya sempat berkata dalam hati adu lama yo kapan baru sampe, saya sudah cape dan kepanasan karena duduk satu gaya  jd pinggang sudah sakit, dalam perjalanan saya tinggal bertanya kepada salah satu anak omk namanya Ferri yang pada saat itu ikut antar, saya Tanya kapan sampe, pertanyaan kapan sampe itu kurang lebih 15 pertanyaan yang sama.. akhirnya Ferri bilang kita sudah sampai di Stasi YANG saya pun merasa senang karena sudah sampe. Tetapi ada kejadian aneh yang saya saksikan, antara percaya atau tidak, dan hati bertanya-tanya kenapa ada penjemputan segala saya bukan orang penting atau pejabat yang harus di jemput dengan tarian adat setempat.


Sempat mata bakaca-kaca karena terharu, tidak di sangkah saja saya di jemput bagaikan pejabat atau orang penting. Di situ sudah ada kaka Egi yang ikut jemput dan kaka Egi yang pandu saya harus bagaimana dan lain-lain selama prosesi penjemputan serta perarakan menuju ke tempat istirahat yaitu Pastoran. Tibalah di Pastoran dan saya di persilakan untuk menyampaikan sepata dua kata mengenai maksud dan tujuan saya datang ke kampung ini. Setela itu saya di persilakan masuk kedalam rumah dan warga pun bubar ke rumah masing-masing. Pada saat itu saya sangat lapar sekali kami pun makan, di situ juga selain kaka Egi ada adik Petrus yang bersama dengan kaka Egi dari hari sabtu. Selesai makan saya langsung istirahat sejenak Sambil berbincang-bincang dengan kaka Egi, tiba-tiba muncul pertanyaan kaka Anis tau pimpin ibadat atau tidak? Saya bilang saya tidak tau pimpin, tetapi kaka Egi memberi masukan serta motivasi untuk saya sehinggah saya bilang saya bisa, dan saya akan pimpin pada malam Paskah, di situ langsung hati antara mau pimpin atau tidak karena masalnya pujian Paskah saya tidak tau menyayi dan suara saya jelek. Tetapi kaka Egi selalu memberi motivasi kepada saya sehinggah saya berusaha dengan latihan pujian Paskah, tibahlah saatnya untuk harus siap-siap ikut ibadah kamis putih yang di pimpin oleh kaka Egi. Setelah ibadah Bapa Dewan mempersilakan saya untuk memperkenalkan diri kepada seluruh umat di kampung yang, selesai ibadah saya mengajak anak-anak untuk bermain bernyanyi dan bergoyang bersama satu jam lamanya. Setelah itu saya dan kaka Egi bersama umat merancang dan membahas tentang bagaimana mempersiapkan jalan salib hidup pada saat hari jumat. Saya pun memberi masukan begitu juga dengan kaka Egi setelah itu kami kembali ke pastoran makan dan dan berceritra dengan umat yang berkunjung di pastoran dan sekaligus menemani kami bertiga di situ. Hari jumat saya bangun jam 09.00 karena merasa sunyi senyap tidak ada keributan atau bunyi apapun seperti yang saya alami sebelumnya di merauke, saya bangun tidak sempat makan cuci muka dan lain-lain saya langsung kumpul anak-anak dan animasi gerak dan lagu. Dalam beranimasi bersama anak-anak saya melihat bahwa sebagian umat sudah berlatih perarakan jalan salib hidup dari ujung kampung sampai ke depan Gereja. Sayapun akhiri animasi dengan anak-anak dan berbincang-bincang dengan Bapa Dewan mengenai persipan mereka, dan puji Tuhan mereka semua sudah siap.


Saya tetap terpikiran sama pujian paskah jadi dalam selah –selah santai atau duduk saya menyanyi dan berlatih terus pujian Paskah. Sampai pake hp rekam tapi masih saja salah. Setelah itu kami makan dan istirahat siang sejenak untuk mengikuti perarakan jalan salib hidup pada jam 15.00, kami sepakat untuk harus duluan di ujung kampung YANG. Maka kami bertiga jam 14. 35 sudah menuju ke ujung kampung, ternyata sampai di sana kami bertiga yang paling tempo. Kami bersama-sama dengan umat mulai jalan salib
hidup dari ujung kampung sampai ke depan Gereja setela itu lanjut dengan ibadat jumat aggung, pada hari sabtu jantung ini sudah mulai terpukul dan rasa grogi itu muncul lagi kaerna malam saya akan memimpin ibadat. Segala buku panduanpun saya buka dan pujian Paskah saya berlatih terus dan merasa tidak mampu saya sempat bilang kaka Egi menyanyi baru saya rekam biar saya ikuti nadanya tapi masih saja salah, malam ini merupakan malam pertama saya pimpin ibadah dengan keberanian yang di dorong dengan rasa percaya diri saya pun pimpin, tapi pada saat pimpin ibadat saya sudah merasa banyak sekali kesalahan yang saya buat pada saat itu tapi tetap lanjut saja, muka sudah pucat kaki sudah gementar dan jauntung sedikit lagi terlepas terpaksa saya bertahan sampai akhir. Meskipun saya sudah tau banyak sekali kesalahan tapi saya malas tau saja karena cuman sebagian orang saja yang tau.. pada hari minggu kaka Egi pimpin ibadat paskah setelah selesai kami kumpul bersama warga makan bersama dan bersalam-salaman setelah itu kami siap-siap untuk kembali ke Getentiri. Kami di antar menuju pelabuhan dengan tari tarian pada saat perjalanan kk Egi sempat jatuh di jembatan, sempat liat dari kejauan saja. Kami menuju ke ujung kali Kia  di situ sudah ada beberapa tiem yang sudah berada di situ, setelah itu kami naik trek menuju ke Getentiri..kami tiba di Getentiri sekitar jam 16.15. kami langsung bercanda ria bersama lagi. Tertawa lepas. Jam 21.00 perkenalan bersama anak-anak OMK.


Selama saya berada di Getentiri bersama dengan teman-teman KKI serta teman-teman JLM dari semarang, saya merasa senang dan bahagia karena kebawaan ketawa bercanda dan baku ganggu trus. Serasa tidak ada beban yang di pikirkan, jarang-jarang kita tertawa seperti ini , sempat berkata dalam hati seandainya kalau TIM KKI Merauke dan TIM JLM Semarang jadi satu dan bersama- sama di merauke pasti banyak ide dan pelajaran yang saya bisa belajar dari mereka semua, karena mereka semua orang-orang yang semangat dalam pelayanan, dalam kebersamaan ini juga saya mendapat banyak pengalaman, yaitu bisa pimpin ibadat meskipun masih terjadi kesalahan tapi ini merupakan awal yang baik semoga kedepan saya bisa belajar giat untuk pimpin ibadat. Bersama mereka saya merasa ini lah tiem yang sempurnah dan saling mendukung satu sama lain yang selalu utamakan pelayanan di bandingkan urusan pribadi, saya salut sama mereka, nilai yang saya petik adalah kebersamaan, kekompakan, dan pantang mundur  serta semangat dalam pelayanan. Ingin rasanya bergabung dengan mereka agar bisa belajar banyak dari mereka, sebenarnya masih banyak lagi yang belum di tuangkan dalam refleksi ini karena saya sendiri bingung untuk menjelaskan dengan kata-kata, jadi hanya ini saja refleksi saya yang sangat singkat ini, apabilah dalam refleksi ini ada kata-kata yang tidak berkaitan satu sama lain saya minta maaf, mungkin kalau bercerita pasti semua unek-unek akan di keluarkan tetapi ini tulisan jd pasti bingung untuk memperjelaskan apa yang dipikirkan dengan apa yang di tulis. Akhir kata trimah kasih atas kebersamaan kita selama di Getentiri dan Merauke, dan mohon maaf apabila dalam kebersamaan kita ada kata-kata atau candaan yang sengaja maupun tidak sengaja yang di keluakan sehinggah menyinggung kaka-kaka sekalian saya atas nama pribadi minta maaf.

Salam hormat dari saya Yohanis Rumlus.  ( Rumlus Anis )

Posting Komentar

0 Komentar