BERMISI MENCARI DAN MENYELAMATKAN

 ( BAHAN SARASEHAN LINGKUNGAN UNTUK MENGGERAKKAN HARI MINGGU MISI SEDUNIA KE-91 )


GAGASAN POKOK
( Untuk direnungkan oleh Pemandu )

Hari Minggu tanggal 22 Oktober 2017 merupakan Hari Minggu Misi Sedunia  ke-91. Walaupun disebut Minggu Misi, namun dinamikanya digelar satu bulan penuh.
Tema Hari Minggu Misi ke- 91 tahun 2017 ini adalah: “Misi di Jantung Hati Iman Kristiani”. Ini berarti misi harus menjadi daya hidup dan daya gerak Gereja; tanpa misi, Gereja akan mati. Gereja pada hakekatnya bersifat misioner. Gereja lahir dan hidup untuk diutus. Bukan untuk diri sendiri ia diutus, tetapi untuk siapa dan apa saja, sesuai sabda Yesus: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”. ( Mrk 16: 15 )

Karya misi itu di Keuskupan Agung Semarang disesuaikan dengan Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang ( RIKAS ) yang menggelorakan semangat “Terwujudnya Peradaban Kasih dalam Masyarakat Indonesia yang Sejahtera, Bermartabat dan Beriman”. Semangat ini didukung dengan semangat penggembalaan Uskup Agung kita Mgr.Robertus Rubiyatmoko “Mencari dan Menyelamatkan” ( Quaerere et salvum facere ).
Ini berarti Umat Allah Keuskupan Agung Semarang diajak dan didorong untuk membangun budaya kasih kapan pun dan di mana pun dengan prioritas mencari dan menyelamatkan yang tersesat dan hilang.

Bahan ini bukan untuk ibadat, tetapi untuk  sarasehan  jemaat Lingkungan. Sebagai bahan, sebelum disajikan seyogyanya didalami dan diolah lebih dulu.
Pemandu sebaiknya sebuah tim ( minimum 3 orang ); disajikan secara dialogis.
Semoga sarasehan “Menjadi Saksi Kristus” ini dapat menggemakan semangat Hari Minggu Misi Sedunia ke- 91.

Tujuan   :

  1. Umat tahu dan sadar akan panggilannya sebagai saksi Kristus.
  2. Umat sanggup melakukan kegiatan menjadi saksi Kristus, terutama dengan menyapa, mencari dan menyelamatkan yang tersesat dan hilang.

PROSES SARASEHAN

I. PEMBUKA

1. Tanda salib, Salam dan Perkenalan Tim Pemandu… 
2. Kata Pengantar:
Tanggal 22 Oktober adalah Hari Minggu Misi Sedunia ke- 91. Hari Raya yang penting ini tidak cukup diisi dengan kegiatan seremonial. Kita harus sadar bahwa semua orang yang sudah dibaptis mengemban tugas menjadi saksi Kristus, menghadirkan Kerajaan Allah di dunia “Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga”.
Sarasehan ini untuk membangkitkan kembali semangat bermisi menjadi saksi Kristus, maka coraknya bukan ibadat, tetapi sarasehan. Maka semua saja dimohon untuk aktif urun rembug.
3. Menyanyi  :  Madah Bakti No.455  bait 1 s/d  4;  ( atau lagu lain )
4. Doa
Marilah berdoa,
Allah Hyang Mahakasih, kami jemaat Lingkungan …. bersyukur karena Kau kumpulkan dalam kebersamaan sarasehan iman ini. Hadir dan bimbinglah kami  agar semakin tahu  dan sadar akan panggilan perutusan kami sebagai saksi Kristus; dan selanjutnya mampu melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dimuliakanlah Tuhan, sekarang dan selama-lamanya. Amin.

II.  OLAH PENGALAMAN

1. Ilustrasi

Di Paroki St. Yusup diprogramkan kegiatan misi kunjungan. Setiap lingkungan dipilih minimum dua orang relawan yang bersedia menjadi rasul yang bertugas mengunjungi umat, baik umat Katolik maupun umat yang lain.Umat Katolik yang aktif diteguhkan, umat katolik yang “biasa-biasa saja” diberi semangat, umat Katolik yang “malas” diingatkan, dan umat yang beragama/berkeyakinan lain di- sapa “paseduluran”.

Para relawan ini mempunyai kewajiban setiap sebulan minimum mengunjungi 2 orang. Mereka juga membuat catatan-catatan penting dari setiap kunjungan.
Di pertemuan di Paroki, ( diadakan dua bulan sekali ) mereka sharing pengalaman. Pengalaman mereka macam-macam: ada yang diterima dengan dingin, ada yang dtolak, tetapi kebanyakan mereka diterima dengan hati terbuka. Ya, pada awalnya memang susah dan berat mengemban tugas itu, sehingga beberapa orang mengundurkan diri.

Mereka yang bertahan, setiap pertemuan duabulanan merasa terdukung oleh kebersamaan, oleh sharing mereka dan doa bersamanya. Mereka merasa hidupnya lebih bermakna, karena walaupun sedikit dapat ambil bagian dalam karya Tuhan untuk mencari dan menyelamatkan saudara-saudaranya.

2. Sarasehan Pendalaman
- Bagaimana komentar Anda atas  kegiatan Paroki St.Yusup itu? ….
- Mengapa ada yang mundur?, dan mengapa masih banyak yang bertahan?....
- Nilai iman apa yang dapat Anda petik?.... 
( -> Dijawab dengan model “sahur manuk” )

- Kegiatan semacam ini kelihatannya mudah, tetapi sebetulnya membutuhkan pengurbanan besar.
Mereka harus bertekun dan sabar ketika menghadapi hambatan. Tetapi ternyata dapat dicapai efek ganda. Mereka, para rasul itu, merasa hidupnya lebih bermakna, boleh ambil bagian dalam karya Tuhan. Bagi orang lain, walaupun ada yang menanggapi negatif, pasti banyak yang merasa senang karena merasa dikaruhake, diingatkan, dimotivasi, dan diteguhkan. Indahnya suatu pelayanan!

III. OLAH SABDA
      
1. Bacaan: Mat 22: 15 – 21  Tentang membayar pajak kepada Kaisar

+ Pada suatu ketika pergilah orang-orang Farisi, mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian  bertanya kepadaNya: “Guru, kami tahu Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur  mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapatMu: ”Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?”.  Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepadaKu mata uang untuk pajak itu”.  Mereka membawa suatu dinar kepadaNya. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?’. Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar”. Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi. +

2. Pendalaman

- Dalam Injil Yesus berbicara bukan dengan perumpamaan, melainkan dengan memberi penegasan tentang ajaran dan sikap dasar manusia terhadap Allah dan terhadap manusia. 
Ada pertanyaan pancingan kepada Yesus: “Bolehkah membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?  Kalau Yesus membenarkan pajak, Ia akan kehilangan nama dan peran-Nya sebagai nabi. Sedangkan bila Yesus menentang pembayaran pajak, Ia dapat dilaporkan sebagai musuh pemerintah Romawi. 

Ketika mereka membawa mata uang, Ia bertanya gambar dan tulisan siapakah dalam mata uang itu. Tanggapan Yesus pendek dan sangat mengena: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar,  dan kepada Allah yang wajib kamu berikan kepada Allah”.

Latar belakang pertanyaan orang Farisi itu adalah kemunafikan. Mengapa? Karena mereka tidak mau melakukan kewajiban  kepada Kaisar maupun kepada Allah.
Yesus tidak mau membahayakan integritas dan kejujuran, kelurusan dan keadilan. Ia tidak mau berkompromi dengan penipuan, kebohongan dan kemunafikan.

-  Kalau terhadap uang Yesus bertanya: “Gambar siapakan pada mata uang itu?”. Jawabannya: “Kaisar”. Tetapi kalau Yesus bertanya: Gambaran dan berkat siapakah yang terdapat pada setiap manusia? Jawabnya: gambar dan berkat Allah. Maka berikanlah kepada Allah yang merupakan milik-Nya, yaitu seluruh dirimu, secara total dan tak terbagi-bagi.

-  Bulan ini Gereja Universal sedang menggerakkan Hari Minggu Misi Sedunia ke – 91. Hari Minggu Misi mendorong kita semua untuk merenungkan dan menegaskan kembali, pentingnya bertanya pada diri sendiri tentang identitas iman Kristiani dan tanggung jawab kita sebagai umat beriman.

-  Semoga dengan Hari Minggu Misi ini kita dapat memberikan sepenuh-penuhnya apa yang menjadi hak Allah.  Kita dapat memberikan seluruh jantung-hati kita sebagai persembahan kepada Allah. Semoga kita dapat membaharui perutusan kita secara terus-menerus, tanpa lelah. Dan, semoga Perawan Maria membantu kita untuk mengatakan “Ya” dengan sadar akan mendesaknya menggemakan Kabar Baik Yesus di zaman ini.

+ Marilah kita hening meresapkan sabda Tuhan dan renungan ini…….

IV. PENGETRAPAN
Tanpa bermisi, Gereja mati! Itulah kata penting yang harus selalu kita ingat. Gereja ( kita semua ) mengemban karya misi, artinya mau “pergi ke luar”, siap diutus. Diutus untuk mewartakan kerahiman Allah dan memaklumkan belas kasih di setiap sudut dunia. Kita semua yang sudah baptis harus siap diutus ( bermisi ) supaya hidup lebih bermakna bagi diri sendiri dan berguna bagi  keluarga, bagi Lingkungan, bagi masyarakat, bagi bangsa, dan bagi alam semesta.
    
Seperti di Paroki St.Yusup telah tampil rasul-rasul kunjungan, bermisi untuk kalangan umat Katolik sendiri, juga untuk saudara-saudara yang berkeyakinan/agama lain. Kita???
-  Secara pribadi
Diberi kesempatan untuk hening; memikirkan karya misi apa yang akan dilakukan sampai akhir tahun ini? …….
Bila sudah dianggap cukup, beberapa orang diberi kesempatan untuk sharing. ………….

-   Secara Kelompok

Apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan peradaban kasih, terutama untuk mencari dan 
menyelamatkan?........
( Dirembug dalam kelompok kecil; hasilna dirangkum, lalu dipilih  ( dua saja! ) untuk
menjadi niat Lingkungan ).   

V. PENUTUP
     -  Ditampilkan butir-butir penting yang  diketemukan dalam sarasehan ini.
     -  Doa Umat, diakhiri dengan doa Bapa Kami
     -  Nyanyian :  MB No. 455,  bait 5 s/d 8 ; ( atau lagu lain ) 
     -  Ucapan terima kasih dan berkat penutup.

++ 0 ++


Posting Komentar

0 Komentar