Berbagi Ceria dalam Bhinneka - SOMA 3 Keuskupan Agung Semarang


Sejalan dengan rancangan awal Komisi Karya Misioner (KKM) di Keuskupan Agung Semarang (KAS) pada tahun 2015 untuk memberikan fokus pendidikan yang intensif kepada kaum remaja Katolik, untuk menciptakan remaja Katolik masa depan yang Cerdas Tangguh Misioner dan Dialogis, maka tercetuslah gagasan untuk mengadakan kegiatan SOMA (School Of Missionary Animator)  bagi kaum remaja Katolik tingkat Keuskupan Agusng Semarang yang dijalankan dalam 3 tahap, dimulai dari tahun 2015 – 2017.  Dalam tahapan tersebut terdapat penekanan dalam setiap titik fokus pembinaan: 

  1. Tahap I – 16-18 Oktober 2015 : "Who am I - Aku Remaja Katolik yang Cerdas Tangguh Misioner“ dengan titik fokus pada menumbuh kembangkan kebanggaan sebagai remaja Katolik, mampu menyadari potensi dan kekurangan diri dan mampu mengakui Kekatolikannya di dalam konteks majemuk.
  2. Tahap II – 2 – 4 September 2016 :” Latihan Dasar Kepemimpinan - Per Patriam ad Ecclesiam” bertitik fokus pada pengolahan jati diri dan pembentukan karakter peserta menjadi remaja yang 100% Katolik dan 100% Indonesia. Peserta diajak untuk semakin berani melampaui batas ketakukan diri, membongkar segala zona nyaman dan berdsiplin diri untuk mempercayi bahwa segala tantangan pasti bisa dan harus bisa dipecahkan.
  3. Tahanp III – 1-3 September 2017 : “Live In – Berbagi Ceria Dalam Bhinneka” dengan titik fokus pada pengembangan gerakan keterlibatan sosial kemasyarakatan. Peserta diajak untuk mengaktualisasi diri seluruh pengalaman yang telah didapat dari tahap I dan II untuk diwujudnyatakan melalui tindakan nyata dalam konteks kemasyarakatan yang bhinneka.


Pelaksanaan SOMA Remaja KAS tahun 2017 kali ini, dilakukan dalam konteks kebhinnekaan bersama dengan umat di Paroki St. Ignatius Danan.  Para remaja dan pendamping diajak berdinamika yang dikemas dalam bentuk live – in selama 3 hari 2 malam. Kegiatan ini dimaksudkan agar pendamping dan peserta semakin memiliki kemampuan untuk menghidupi semangat kekatolikan dalam masyarakat majemuk. Kegiatan ini menjadi puncak/tahap kelulusan dari seluruh tahapan tiga tahun yang telah dilalui peserta. Melalui kegiatan live- in ini peserta diajak untuk semakin menghayati rasa cintanya pada tanah air, menghidupi semangat kekatolikannya untuk tetap menghayati semangatnya menjadi remaja Katholik yang Cerdas Tangguh Misioner dan Dialogis. Kegiatan tersebut hendaklah diungkapkan melalui tindakan nyata dalam semangat kecintaannya pada tanah air Indonesia dengan berbagi keceriaan bagi sesama di bumi Indonesia yang Bhinneka.


SOMA Remaja KAS tahap III kali ini bertema “Aku Remaja Katolik Berbagi Ceria Dalam Bhinneka”.


Tujuan dari kegiatan ini adalah, membentuk jati diri para peserta menjadi remaja Katolik yang berani, toleran, mampu menghargai sesama dan alam ciptaan, bertanggungjawab atas segala  pilihannya, serta semakin menjadi pribadi yang peka dan reflektif.  

Peserta SOMA KAS tahap III terdiri dari :

  • Kevikepan Semarang 5 remaja
  • Kevikepan Kedu 7 remaja
  • Kevikepan Surakarta 9 remaja
  • Kevikepan DIY 7 remaja


Jumlah peserta 28 remaja

Hari Pertama

Pada hari pertama, peserta beserta para pendamping dari Kevikepan Semarang, Surakarta, Kedu dan DIY datang ke lokasi Gereja St. Igntius Danan untuk melakukan registrasi awal. Selanjutny peserta dan pendamping memulai acara dengan animasi dan ibadat pembukaan. Adapun pengelompokan peserta dan pendamping telah dipersiapkan pada acara persiapan SOMA III oleh para pendamping. Maka, setelah pembukaan acara dan beberapa briefing, panitia dan peserta langsung masuk dalam kelompok tinggal masing-masing, dan menuju ke lokasi.

Pembagian kelompok kali ini, didasarkan pada nama lingkungan yang akan ditinggali peserta selama 3 hari kedepan. Ada 3 lokasi, yaitu lingkungan Jepurun, lingkungan Pendem, dan lingkungan Jatiharho. Ketiga lingkungan ini memiliki ke-khasannya masing-masing. Lingkungan Jepurun terkenal dengan pembuatan kerajinan caping dan tanaman jagung, berbeda dengan lingkungan pendem yang begitu terkenal dengan tanaman melon dan ternaknya, sedangkan Jatiharjo merupakan lingkungan yang cukup jauh dari pusat paroki, di lingkungan ini mayoritas warga berprofesi sebagai petani bawang merah.



Berikut merupakan pembagian kelompok peserta dan pendamping berdasarkan lokasi tempat live in:

Peserta


Jepurun
Jatiharjo
Pendem
Stefanus Franico Henry Hartanto (Nico)
Nicolas Febrian Hartono Gunadi (nico)
Julius Christopher Purnama (Chrito)
Vincentius Rulief Ivandra
Gregorius Dicky Dewanata (Dicky)
Dimas Prasetya Nugraha (Dimas)
Lintang Samudra                                 
Margareta Adinda Laksmi (Adin)
Gabriela Michelle Graciela (Michelle)
Skolastika Krisanti (Lola)
Carolline Berliana Pradmaratri (Liana)
Gisela Amadea Prayumaswita (Gisa)
Eugenia Amadea Pradnyadewi (Dewi)
Keistina Tri Wulandari (Wulan)
Benedicta Westri Talenta Ekaristi (Westri)
Gabriella Maharani (Ella)
Ve Allessandra Nahini (Veve)
Fransiska Wilona Youva Zakia Putri (Wilona)
Gabriella Stephanie Puspa (Gaby)
Laurecia Dhea Sekar Khinanti (Dhea)
Aurelia Lintang Daningtyas (lintang)
Afra Mahendra Prasetyawati (Afra)
Angelica Pribandari ( Cika)
Fransiska Elvina Santoso (Vina)
Lidwina Prisca Malli Ngara (Prisca)
Renate Anna Casimira
Rosalia Yunitasari
Maria Febriana Aka Sari (Febri)


Pendamping


Jepurun
Jatiharjo
Pendem
Titin
Rosa
Threes
Menuk
Wuri
Sr. Rosina
Mbak Renny
Raymundus Muklis W (Mumu)
Asri
Densia David
Juwita
M Arung Palaga (Dafa)
Victoria Amadea Prayuarsi (Dea)
Gin
Nowo
Stanislaus Triyanto (Triyanto)
Clarisa Ananda
Ery
Bernardus Purtono Ardi (Ardi)
Laurencia Yessinta S (Tata)
David
Sena
Edoardus Panji Biasmara (Edo)
Yohanes Sefi Prasetyo (Sefi)
Br John
Rohadi
Angga
R. Y. Adika H. W (Dika)
Padmanatha Adhiwijna (Natha)
Thomas
Yayuk Sutarman (Yayuk)
Seno
Egi
Renny
Romo Nugroho
Presty


Acara pada malam pertama ini dilanjutkan dengan dinamika di lingkungan, dimana pada malam tanggal 1 September tersebut di setiap lingkungan ddi paroki Danan secara serempak  mengadakan doa pra-Novena Ekaristi Bunda Maria, yang putaran pertamanya dilangsungkan pada hari Minggu tanggal 3 September. Setelah itu, peserta dan pendamping melanjutkan dengan dinamika dan perkenalan di dalam keluarga yang ditinggali.


Acara pada hari pertama ini ditutup masing-masing peserta dan pendamping secara individu. Mereka mulai merefleksikan dan menuliskan setiap pengalaman yang didapat beserta dengan permenungan pribadi mereka juga memaknainya dengan nilai reflektif yang dirasakan.

“ Jika Suatu Ketika Kau Berjalan di Tempat Asing, Lalu kau Menemukan Simpangan, Tanda Apakah yang Akan Kau Tingalkan? Supaya Saat Kau Melaluinya Lagi, Kau Tahu Arah Mana Yang Harus Kau Tuju! Jika Kau Menuliskannya di Batang Pohon Yang Besar Itu, Bukankah Penyamun Akan Melihatnya Juga? Jika Kau Tinggalkan Batu Di Antaranya, Bukankan Rintik Hujan Mampu Menjadikannya Tiada? Bagaiman Jika Kau Menancapkan Tanda Itu Di Relung Hatimu, Di Dasar Jiwamu?”
Hari Kedua


Pada hari kedua ini, para remaja mengawali hari dengan berdinamika dengan keluarga barunya. Mereka bertanggungjawab untuk mengerjakan seluruh pekerjaan yang dilakukan keluarga yang ditinggali dengan semangat berbagi keceriaan.

Jepurun


Di lingkungan Jepurun, peserta tinggal terpisah dengan pendamping. Mereka tinggal ber dua-dua, tetapi ada juga yang bertiga dan ada juga yang tinggal sendiri. Lola dan Dewi tinggal di keluarga bapak Tarno, Ivandra, Niko dan Lintang tinggal di keluarga bapak Tumijan...... read more

Pendem

Baca juga : MENIMBA ILMU DI DESA PENDHEM - CATATAN KECIL SOMA 3

Jatiharjo

Kami para peserta SOMA dan pendamping sampai di lingkungan jatiharjo, danan pukul 19.00 wib. Kami disambut oleh bapak ketua lingkungan yakni bapak Antonius Warno dan juga dengan umat umat di lingkungan jatiharjo. ....read more




Galeri foto klik disini


Hari Ketiga

Hari ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian kegiatan SOMA Remaja Keuskupan Agung Semarang. Hari diawali dengan pamitan dengan keluarga di Danan, lalu berkumpul kembali di Sendang Ratu Kenya.

Peserta dan Panitia SOMA KAS III mengikuti ekaristi kudus, bersama dengan seluruh umat, dalam Novena Ekaristi Bunda Maria putaran pertama. Dalam perayaan ini, peserta SOMA ikut ambil bagian dalam prosesi perarakan paraliturgi. Para liturgy diawali dengan persembahan tari lampahan dari salah seorang peserta, Lintang Samudra. Diikuti perarakan masuk seluruh peserta. 

Sebagai ungkapan syukur atas terlaksananya seluruh tahapan pendidikan SOMA ini, dan sebagai perwujudan persembahan kasih Peserta SOMA, maka dipersembahkan sebuah patung Hati Kudus Yesus bagi Paroki Danan.

Setelah misa, acara pun dilanjutkan dengan sesi ramah tamah bersama umat dan remaja Paroki Danan. Dalam acara ini, terdapat 2 sesi sharing. Sharing pertama adalah kesan pesan dari peserta dan remaja lokal. Mereka saling membagikan pesan kesan dan harapannya masing-masing. Sedang sesi ke dua adalah sharing dari pendamping, yang saling meneguhkan dan memberikan harapan bagi perkembangan baik remaja Danan maupun peserta SOMA.

Acara dilanjutkan dengan internalisasi, peserta diminta untuk kembali ke kevikepannya masing-masing dan menggagas acara apa yang dapat dibuat dengan mengajak lagi peserta SOMA I dan II yang tidak sampai pada tahap ke III karena satu dan lain hal, untuk tetap menghidupkan semangat misi mereka. Peserta secara pribadi juga diminta untuk menyampaikan refleksinya setelah live-in selama 3 hari 2 malam, dalam bentuk surat kepada bapak Uskup, yang secara eksklusive akan dikirimkan langsung, sehingga suara dan cuitan para misionaris muda ini gemanya semakin jauh terdengar dan keberadaan mereka sungguh bermakna dan mampu memberi arti bagi gereja.


Tentunya acara ini ditutup dengan prosesi dan penyerahan ijazah dan pernyataan kelulusan, selanjutnya merekapun menerima berkat perutusan dari Romo Direktur Diosesan Karya Kepausan Indonesia, Komisi Karya Misioner, Keuskupan Agung Semarang, Rm. Yoseph Nugroho Tri Sumartono Pr. Bahwasanya kelulusan di SOMA ini bukanlah akhir dari segala proses yang ada, manun justru merupakan awal bagi mereka untuk memberikan dirinya mewartakan kabar sukacita Injili dan berbagi ceria dalam Indonesia yang Bhineka.

“Karena Bermisi Itu Setiap Hari!”

Byeee Kawan-kawan misionaris.....sampai berjumpa lagi di Hari Anak Misioner 2018. Berkah Tuhan Melimpahi Kamu Senantiasa
Berkah Dalem…..!

Salam Misioner…!

Penulis 
Victoria Amadea Prayuarsi










Posting Komentar

0 Komentar