Live In PIR Se-Kevikepan DIY 2015


Bertempat di Dukuh Pandowoharjo, Selama dua hari (4-6/7) dilaksanakan kegiatan live in Pendampingan Iman Remaja (PIR) se-Kevikepan DIY dengan rayon Sleman sebagai tuan rumah.

Setiap Paroki di kevikepan DI Yogyakarta mengirimkan utusannya untuk mengikuti acara ini, dan setiap peserta tinggal di dalam homestay yang sudah disediakan.

Di dalam setiap homestay, yang merupakan rumah penduduk di dusun tersebut, terdapat 8 – 12 peserta dan 2 orang pendamping.

Setelah makan siang di homestay masing-masing, lalu pada pukul 13.00, dimulailah opening ceremony kegiatan live in PIR 2015 tersebut. Live in yang bertemakan “Bermisi dengan Budaya” tersebut resmi dibuka dengan 5 kali pukulan gong oleh Wakil Bupati Sleman. Selanjutnya, ada penyerahan bibit tanaman dari panitia ke Wakil Bupati Kota Yogyakarta, Romo Endro, dan perwakilan BIMAS Yogyakarta.

“Live in PIR 2015: Mana semangatmu? Ini semangatku!” menjadi jargon selama kegiatan live in berlangsung. Selain meneriakkan jargon, peserta live in juga diajak menari dan menyanyi bersama untuk mengakrabkan suasana sebelum memulai sesi pertama, yaitu sosialisasi penyalahgunaan narkoba dari BNN Kabupaten Sleman. Malam harinya sebelum makan malam, ada kegiatan Edukasi Misioner dengan Mas Gemak sebagai fasilitator.

Kegiatan diawali dengan permainan ‘tepuk beat’ yang menunjukkan tema keberagaman dalam suatu kreativitas. Selanjutnya, peserta dibagi ke dalam 24 kelompok untuk membuat kesenian sederhana yang memiliki tema khusus seperti persahabatan, keluarga, dan gereja yang akan ditampilkan saat pentas seni sesudah makan malam.

Uniknya, makan malam hari itu dikemas dalam konsep kenduri, sebagai salah satu perwujudan tema, yaitu mengenalkan remaja Katolik kepada budaya sebagai sarana bermisi. Kenduri diawali dengan prakata dalam Bahasa Jawa yang disampaikan oleh seorang prodiakon yang mengenakan surjan, blangkon, dan sarung. Dilanjutkan dengan makan malam bersama menggunakan pincuk sebagai alas makan. Usai makan malam, acara selanjutnya adalah pentas seni yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam dan ditutup dengan doa malam sebelum akhirnya peserta kembali ke homestay masing-masing untuk istirahat malam.

Di hari kedua, peserta di tiap-tiap homestay sudah harus bangun pukul 05.00 untuk mandi, ibadat, dan sarapan di homestay yang difasilitasi oleh pendamping. Pukul 08.00 peserta diminta berkumpul di panggung utama untuk kemudian melaksanakan kegiatan Edukasi Misioner Outdoor.

Dalam kegiatan tersebut, peserta yang telah dibagi ke dalam 12 kelompok diwajibkan untuk mengunjungi 5 pos yang berisi permainan-permainan tradisional seperti jamuran, egrang, bakiak, jek-jekan, dan sepak sekong. Kegiatan berlangsung seru dan meriah karena peserta sangat bersemangat untuk mencoba setiap permainan. Tidak lupa, peserta diminta untuk menulis nilai-nilai apa saja yang mereka dapatkan dari setiap permainan tersebut.

Tepat pukul 12.00, peserta sudah kembali berkumpul di area panggung utama untuk melaksanakan misa penutupan kegiatan live in PIR se-Kevikepan DIY 2015. Misa yang berlangsung selama 1,5 jam tersebut mengandung pesan bahwa remaja Katolik sebaiknya nguri-uri kabudayan Jawa sebagai bentuk misi mewartakan kabar sukacita. Peserta pun antusias menjawab “Mau!” ketika Romo Endra menawarkan apabila live in PIR dilaksanakan rutin secara tahunan. Setelah makan siang secara prasmanan, sebelum kembali ke homestay masing-masing untuk mengambil tas dan berpamitan dengan pemilik homestay, seluruh peserta berfoto bersama di panggung utama. Dengan begitu, berakhirlah kegiatan live in PIR se-Kevikepan DIY 2015.

Posting Komentar

0 Komentar